Pages

Sabtu, 19 Maret 2011

FOOD & WATER BORNE DISEASE

Footborne disease adalah Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan terjangkit kalau makan atau minum bahan tercemar. Ada 3 tertuduh utama yang bisa menyebabkan sakit dari makanan: kuman, virus dan racun dalam makanan baik yang alamiah maupun dicampurkan. Makanan apa pun dapat meracuni, apakah ini diolah atau disiapkan di rumah, sekolah, supermarket setempat, toko makanan bungkus atau rumah makan. Bahaya keracunan berkurang bila makanan disimpan dan disiapkan semestinya.
Waterborne disease adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air masuk ke dalam tubuh melalui mulut (oral penetration) atau diminum, dimana air minum tersebut bila mengandung kuman patogen dan terminum oleh manusia maka dapat terjadi penyakit. Pada umumnya outbreak dari waterborne disease disebabkan kontaminasi terhadap sistem atau sumber air minum oleh feses manusia atau hewan yang terinfeksi. Hal ini kemungkinan terjadi karena rata-rata perusahaan air minum daerah dan swasta mengambil air dari air permukaan (sungai, hujan, danau ,dll) yang dapat terinfeksi oleh kotoran atau feses manusia atau hewan yang terinfeksi. Tempat pembuangan sampah, septik tank, pipa saluran pembuangan dan perkembangan industri juga dapat menyebabkan kontaminasi pada badan air, apabila tidak dikelola dengan baik.
Penyakit-penyakit food & waterborne disease antara lain adalah penyakit diare, penyakit Kholera, penyakit Typhoid, penyakit Hepatitis Infektiosa, penyakit Dysentri dan Gastroenteritis.


GASTROENTERITIS
A. DEFINISI
Gastroenteritis Adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir. Gastroenteritis merupakan infeksi yang disebabkan oleh keragaman dari virus-virus yang berakibat pada muntah atau diare atau kedua-duanya. Ia seringkali disebut "flu perut," meskipun ia tidak disebabkan oleh virus-virus influenza.

B. EPIDEMIOLOGI
1) Distribusi
• Berdasarkan Orang
Penyakit gastroenteritis dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan lansia dikarenakan immunitas atau daya tahan tubuh yang lemah dan mudah mengalami dehidrasi.
Gastroenteritis biasanya terjadi pada masyarakat yang berpendidikan rendah dan berpendapatan rendah. Hal ini terkait dengan pengetahuan perilaku terhadap kesehatan dan kebersihan mereka yang kurang.
• Berdasarkan Tempat
Gastroenteritis merupakan salah satu penyebab kematian bayi di daerah tropis. Di negara-negara berkembang, gastroenteritis sering terjadi pada daerah-daerah perkotaan yang padat dan kumuh. Sedangkan di negara-negara maju yang tingkat pendidikan dan kesehatannya tinggi, kejadian gastroenteritisnya sangat rendah. Hal ini terkait dengan pencemaran air di negara-negara berkembang sangat besar.
• Berdasarkan Waktu
Dinegara-negara yang beriklim empat musim, diare yang disebabkanoleh bakteri sering terjadi pada musim panas, sedangkan yang disebabkanoleh virus terjadi pada musim dingin. Di Indonesia, diare yang disebabkanoleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun, dengan puncak kejadian padapertengahan musim kemarau (juli-agustus), sedangkan yang disebabkan olehbakteri puncaknya pada pertengahan musim hujan (januari-februari).
2) Etiologi
• Makanan dan Minuman
a. kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
c. Keracunan makanan
• Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
a. Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas.
b. Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus.
c. Beberapa cacing: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas Hominis.
• Jamur (Candida Albicans)
• Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis Media Akut (radang dikuping)), Tonsilofaringitis (radang pada leher), Bronchopeneumonia (radang paru).
• Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis.
• Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

C. MEKANISME PENULARAN
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

D. PENANGGULANGAN & CONTROL
a) Pada penderita Gastroenteritis :
• Pemberian Cairan
Pemberian cairan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan. Sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit atau yang dikenal sebagai Oralit. Kecepatan pemberian cairan terutama pada 6 jam pertama berguna untuk mengatasi cairan yang keluar dan mencegah terjadinya dehidrasi ( kekurangan cairan). Pemberian cairan dihentikan bila jumlah diare dalam 6 jam terakhir kurang dari 200 cc dan tanda-tanda dehidrasi sudah hilang.
• Pemberian Makanan
Selama pemberian cairan, makanan cair seperti bubur cair, kaldu, atau bubur saring boleh diberikan, tetapi sayur (serat) dapat diberikan apabila keadaan akut sudah teratasi dan pemberian serat dapat diberikan secara bertahap sampai dengan pemberian makanan biasa.
• Pemberian Obat
Bila gastroenteritis disebabkan oleh infeksi atau investasi parasit, maka diperlukan pemberian obat, segera ke puskesmas, ke dokter, atau ke Rumah Sakit untuk pengobatan dan penanganan selanjutnya.
b) Contact person
1. menggunakan air bersih dan santasi yang baik.
2. memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air besar maupun kecil.
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan septik tank.
5. menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.
6. tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
7. menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
8. makan dan minum secara teratur.
9. selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
10. mengelola lingkungan dengan baik dan tidak merusak lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

http://ehsablog.com/mekanisme-penularan-penyakit-melalui-air.html
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14736/1/08E00948.pdf
http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS%20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf
http://www.medicinenet.com/gastroenteritis/page4.htm#does
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/7120/DOH-7120-IND.pdf
http://www.thefarmersvoice.org/4.php?subaction=showfull&id=1139975153&archive=&start_from=&ucat=4&
http://www.totalkesehatananda.com/gastroenteritis1.html
Soemirat, J,. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Suharyono. 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorium. Jakarta: Rineka Cipta.


SUSI EKO SULISTYORINI
E2A009096
REG. 1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar