Pages

Kamis, 02 Februari 2012

DAFTAR BUMN INDONESIA


DEFINISI BUMN
Menurut Undang-undang Nomer 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah :
  1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
  2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
  3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
  4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
BUMN berdasarkan sektornya, dibagi menjadi :

Aneka Industri

Asuransi

Energi

Industri Strategis

Kawasan Industri dan Perumahan

Kehutanan

Konstruksi

Logistik dan Jasa Sertifikasi

Pembiayaan

Penunjang Pertanian

Perbankan

PT Bank Ekspor Indonesia (BEI)

Percetakan dan Penerbitan

Perikanan

Perkebunan

Pertambangan

Prasarana Angkutan

Sarana Angkutan dan Pariwisata

Telekomunikasi

Sumber informasi: Kementerian BUMN

Senin, 21 Maret 2011

AIRBORNE DISEASE

PNEUMONIA
A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Sebelum penemuan dari antibiotik-antibiotik, satu per tiga dari semua orang-orang yang menderita pneumonia meninggal karena infeksi. Saat ini, lebih dari 3 juta orang-orang menderita pneumonia setiap tahun di Amerika. Lebih dari setengah juta dari orang-orag ini diopname di sebuah rumah sakit untuk perawatan. Meskipun kebanyakan dari orang-orang ini sembuh, kira-kira 5% meninggal karena pneumonia. Pneumonia adalah peringat ke enam penyebab kematian di Amerika. Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.

B. EPIDEMIOLOGI
a) Distribusi
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

b) Etiologi
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.

C. CARA PENULARAN
Beberapa kasus-kasus dari pneumonia terjadi karena menghirup rintik-rintik kecil atau dahak (droplets) yang mengandung organisme-organisme yang dapat menyebabkan pneumonia. Dahak ini masuk kedalam udara ketika seorang yang terinfeksi dengan kuman-kuman ini batuk atau bersin. Pada kasus-kasus lain, pneumonia disebabkan ketika bakteri-bakteri atau virus-virus yang secara normal ada didalam mulut, tenggorokan, atau hidung tanpa sengaja memasuki paru-paru.
ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

D. PENANGGULANGAN & CONTROL
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri.
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru.
Agar tidak berkembang menjadi pneumonia, usahakan agar anak yang batuk dan pilik mendapat makan cukup serta banyak minum, usahakan agar ruangan tempat tinggal bebas dari asap. Jika pernapasan bayi atau anak tampak normal yaitu tidak cepat dan tidak sesak, anak cukup diobati di rumah. Jika anak demam, dapat diberikan obat penurun panas. Bersihkan lubang hidung secara teratur sebelum tidur untuk menjaga agar anak mudah bernapas, bagi bayi boleh tidur dengan posisi tengkurap.
Agar anak tidak mengalami batuk pilek maupun pneumonia, jauhkan anak dari penderita batuk, usahakan agar anak mempunyai gizi yang baik, berikan ASI pada bayi atau anak usia 0-2 tahun, diet makan yang mengandung vitamin A dari buah-buahan berwarna kuning serta sayuran, berikan imunisasi pada anak sesuai waktunya, usahakan agar ruangan tempat tinggal anak mempunyai udara yang bersih dan ventilasi yang cukup. Vaksinasi juga bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi, yaitu vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae), vaksin flu dan vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b)


DAFTAR PUSTAKA
http://www.totalkesehatananda.com/pneumonia1.html
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48
http://www.hdindonesia.com/info-medis/penyakit-yang-ditularkan-lewat-udara
http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83526&lokasi=lokal
http://www.tipskeluarga.com/2009/01/02/tips-menangani-dan-mencegah-pneumonia/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/9931-pneumonia/

Sabtu, 19 Maret 2011

PSIKOLOGI: WARNA & KEPRIBADIAN

Pilih sebuah bentuk dibawah ini yang paling kamu senangi lalu baca kepribadianmu dibawahnya
Seorang psikologis mengembangkan bentuk-bentuk ini, yang telah diuji secara luas di dunia selama beberapa tahun. Warna warnanya telah mengalami perbaikan dan diuji lagi sampai didapatkan satu set bentuk yang terbaik. Bentuk-bentuk ini mewakili sembilan tipe kepribadian dasar.


1. Introspektif, Sensitif , Reflective

Kamu lebih sering dan fokus terhadap diri dan lingkungan sendiri daripada berinteraksi dengan orang lain. Kamu membenci kedangkalan, lebih senang menyendiri daripada terluka karena bisikan orang. Tapi hubunganmu dengan teman-temanmu sangat intensif, yang memberikanmu ketenangan dan keserasian yang kamu butuhkan untuk merasa baik. Bagaimanapun itu bukan masalah bagimu untuk menyendiri untuk beberapa waktu tanpa menjadi bosan.

2. Mandiri ,Tidak biasa (tidak konvensional) ,Tak tertekang

Kamu menginginkan kebebasan dan ketidakterikatan hidup yang membiarkanmu menentukan jalan kamu sendiri. Kamu memiliki bakat artistik dalam kerjaanmu dan aktifitas luangmu. Desakan untuk bebas kadang menyebabkan kamu melakukan perbuatan yang sangat berlawanan dengan apa yang kamu inginkan.
Gaya hidupmu sangat individual. Kamu tidak akan meniru secara buta apa yang sedang "in", disisi lain kamu mencari kehidupan yang sesuai dengan cita cita dan dan pendirianmu, bahkan bila harus berenang melawan pasang.

3. Dinamis ,Aktif ,Mementingkan hal-hal lahir

Kamu sungguh berkeinginan untuk menerima beberapa resiko dan berkomitmen kuat dalam menukar ketertarikan dan pekerjaan yang bervariasi. Rutin, berlawanan, cenderung berefek melumpuhkanmu. Apa yang paling kamu sukai adalah bisa memainkan peran dalam banyak bidang.Dalam melakukannya, inisiatifmu lebih kuat.

4. Bersahaja,Sangat teguh pendirian ,harmonis

Kamu menghargai gaya dan cinta alami yang tidak rumit. Orang mengagumimu karena kamu memiliki kemampuan bertanan kuat dan mereka bergantung padamu. Kamu memberikannya pada orang yang dekat perlindungan dan jarak. Kamu merasa hangat dan manusiawi. Kamu menolak segala sesuatu yang mencolok dan usang. Kamu cenderung ragu pada tingkah/perubahan trend mode. Bagimu pakaian harus praktis dan bagus yang tidak menonjol.

5. Professional ,Pragmatis ,Percaya diri

Kamu bertanggung jawab pada hidupmu, meletakkan lebih kecil keberuntunganmu dan lebih kepada perbuatanmu sendiri.Kamu memecahkan masalah dengan tindakan yang praktis dan tidak rumit. Kamu memandang secara realistis sesuatu dalam hidupmu dan menanganinya dengan baik. Kamu diberi tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan, karena orang tahu bahwa kamu dapat diandalkan. Kekuatan tegasmu terhadap kemauan akan memproyeksikan keyakinanmu terhadap orang lain. Kamu tidak akan pernah benar-benar merasa puas sampai semua cita-citamu

6. Tenang/Damai ,Bijaksana,Tidak Agresif

Kamu menanggap hidup mudah karena bijaksana. Kamu mendapatkan teman tanpa kesukaran karena menikmati keprifasianmu dan kemandirianmu. Kamu sering menjauh darinya dan menyendiri dari waktu ke waktu untuk merenungi arti kehidupan dan menikmati sendiri. Kamu membutuhkan tempat untuk persembunyian yang indah, tapi kamu tidak seoarang penyendiri. Kamu tenang terhadap diri sendiri dan dunia, dan menghargai hidup dan apa yang dunia tawarkan.

7.Riang,Suka bermain/melucu,menyenangkan

Kamu menyukai kehidupan yang bebas dan spontan. Dan kamu berusaha menikmatinya secara penuh karena memegang moto " KAmu hanya hidup sekali.Keingin tahuanmu besar dan terbuka trhadp segala sesuatu yang baru, kamu berkembang dengan perubahan. Kamu menganggap lingkunganmu serbaguna dan selalau memberikan kejutan.

8. Romantis,Pemimpi ,Emosional

Kamu sangat sensitif. Kamu menolak melihat sesuatu dari sudut pandang kesederhanaan dan tasionalitas. Apa yang perasaanmu katakan sangat penting untukmu. Kenyataanya, Kamu merasa penting untuk memiliki mimpi-mimpi dalam hidup. Kamu menolak orang yang mencemoohkan romantisme dan hanya dikendalikan oleh rasionalitas. Kamu menolak utnuk membiarkan sesuatu membatasi keragaman kekayaan mood dan emosimu.

9. Analitis,Terpercaya ,Percaya diri

Senstifitas sebentarmu mewakili kualitas dan ketahanan yang tinggi.Konsekuensinya, kamu suka menyelimuti dirimu dengan " mutiara kecil " yang kamu temukan dimanapun orang lain mengabaikannya. Lalu, Budaya sangat mempengaruhi kehidupanmu. Kamu telah temukan kehidupanmu sendiri, yaitu elegan/luwes dan eksklusif, bebas dari pengaru mode. Idealmu, kamu mendasarkan kehidupanmu, adalah dibudayakan kesenangan.Kamu menilai tingkatan budaya seseorang pada siapa kamu berbicara.

fkgunpad.forumotion.com
fkm.undip.ac.id

FOOD & WATER BORNE DISEASE

Footborne disease adalah Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan terjangkit kalau makan atau minum bahan tercemar. Ada 3 tertuduh utama yang bisa menyebabkan sakit dari makanan: kuman, virus dan racun dalam makanan baik yang alamiah maupun dicampurkan. Makanan apa pun dapat meracuni, apakah ini diolah atau disiapkan di rumah, sekolah, supermarket setempat, toko makanan bungkus atau rumah makan. Bahaya keracunan berkurang bila makanan disimpan dan disiapkan semestinya.
Waterborne disease adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air masuk ke dalam tubuh melalui mulut (oral penetration) atau diminum, dimana air minum tersebut bila mengandung kuman patogen dan terminum oleh manusia maka dapat terjadi penyakit. Pada umumnya outbreak dari waterborne disease disebabkan kontaminasi terhadap sistem atau sumber air minum oleh feses manusia atau hewan yang terinfeksi. Hal ini kemungkinan terjadi karena rata-rata perusahaan air minum daerah dan swasta mengambil air dari air permukaan (sungai, hujan, danau ,dll) yang dapat terinfeksi oleh kotoran atau feses manusia atau hewan yang terinfeksi. Tempat pembuangan sampah, septik tank, pipa saluran pembuangan dan perkembangan industri juga dapat menyebabkan kontaminasi pada badan air, apabila tidak dikelola dengan baik.
Penyakit-penyakit food & waterborne disease antara lain adalah penyakit diare, penyakit Kholera, penyakit Typhoid, penyakit Hepatitis Infektiosa, penyakit Dysentri dan Gastroenteritis.


GASTROENTERITIS
A. DEFINISI
Gastroenteritis Adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir. Gastroenteritis merupakan infeksi yang disebabkan oleh keragaman dari virus-virus yang berakibat pada muntah atau diare atau kedua-duanya. Ia seringkali disebut "flu perut," meskipun ia tidak disebabkan oleh virus-virus influenza.

B. EPIDEMIOLOGI
1) Distribusi
• Berdasarkan Orang
Penyakit gastroenteritis dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan lansia dikarenakan immunitas atau daya tahan tubuh yang lemah dan mudah mengalami dehidrasi.
Gastroenteritis biasanya terjadi pada masyarakat yang berpendidikan rendah dan berpendapatan rendah. Hal ini terkait dengan pengetahuan perilaku terhadap kesehatan dan kebersihan mereka yang kurang.
• Berdasarkan Tempat
Gastroenteritis merupakan salah satu penyebab kematian bayi di daerah tropis. Di negara-negara berkembang, gastroenteritis sering terjadi pada daerah-daerah perkotaan yang padat dan kumuh. Sedangkan di negara-negara maju yang tingkat pendidikan dan kesehatannya tinggi, kejadian gastroenteritisnya sangat rendah. Hal ini terkait dengan pencemaran air di negara-negara berkembang sangat besar.
• Berdasarkan Waktu
Dinegara-negara yang beriklim empat musim, diare yang disebabkanoleh bakteri sering terjadi pada musim panas, sedangkan yang disebabkanoleh virus terjadi pada musim dingin. Di Indonesia, diare yang disebabkanoleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun, dengan puncak kejadian padapertengahan musim kemarau (juli-agustus), sedangkan yang disebabkan olehbakteri puncaknya pada pertengahan musim hujan (januari-februari).
2) Etiologi
• Makanan dan Minuman
a. kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
c. Keracunan makanan
• Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
a. Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas.
b. Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus.
c. Beberapa cacing: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas Hominis.
• Jamur (Candida Albicans)
• Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis Media Akut (radang dikuping)), Tonsilofaringitis (radang pada leher), Bronchopeneumonia (radang paru).
• Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis.
• Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

C. MEKANISME PENULARAN
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

D. PENANGGULANGAN & CONTROL
a) Pada penderita Gastroenteritis :
• Pemberian Cairan
Pemberian cairan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan. Sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit atau yang dikenal sebagai Oralit. Kecepatan pemberian cairan terutama pada 6 jam pertama berguna untuk mengatasi cairan yang keluar dan mencegah terjadinya dehidrasi ( kekurangan cairan). Pemberian cairan dihentikan bila jumlah diare dalam 6 jam terakhir kurang dari 200 cc dan tanda-tanda dehidrasi sudah hilang.
• Pemberian Makanan
Selama pemberian cairan, makanan cair seperti bubur cair, kaldu, atau bubur saring boleh diberikan, tetapi sayur (serat) dapat diberikan apabila keadaan akut sudah teratasi dan pemberian serat dapat diberikan secara bertahap sampai dengan pemberian makanan biasa.
• Pemberian Obat
Bila gastroenteritis disebabkan oleh infeksi atau investasi parasit, maka diperlukan pemberian obat, segera ke puskesmas, ke dokter, atau ke Rumah Sakit untuk pengobatan dan penanganan selanjutnya.
b) Contact person
1. menggunakan air bersih dan santasi yang baik.
2. memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air besar maupun kecil.
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan septik tank.
5. menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.
6. tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
7. menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
8. makan dan minum secara teratur.
9. selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
10. mengelola lingkungan dengan baik dan tidak merusak lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

http://ehsablog.com/mekanisme-penularan-penyakit-melalui-air.html
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14736/1/08E00948.pdf
http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS%20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf
http://www.medicinenet.com/gastroenteritis/page4.htm#does
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/7120/DOH-7120-IND.pdf
http://www.thefarmersvoice.org/4.php?subaction=showfull&id=1139975153&archive=&start_from=&ucat=4&
http://www.totalkesehatananda.com/gastroenteritis1.html
Soemirat, J,. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Suharyono. 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorium. Jakarta: Rineka Cipta.


SUSI EKO SULISTYORINI
E2A009096
REG. 1


Rabu, 15 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) ATAU WABAH

1. Kriteria KLB atau wabah
a. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau lebih.
b. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut itu.
c. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu penyakit menular di suatu kecamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang sama di kecamatan yang sama pula.
d. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di suatu kecamatan, menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, bila dibandingkan CFR penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di kecamatan tersebut.
e. Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
f. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :
• Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas, di suatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.
• Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di atas. Di suatu kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama 4 minggu berturut-turut.
g. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok masyarakat.
h. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/dikenal.

2. Herd Immunity
Kekebalan Herd (atau kekebalan masyarakat) menjelaskan bentuk kekebalan yang terjadi ketika vaksinasi sebagian besar populasi (atau kelompok) memberikan ukuran perlindungan bagi individu yang belum mengembangkan kekebalan. teori imunitas Herd menyatakan bahwa, pada penyakit menular yang ditularkan dari individu ke individu, rantai infeksi mungkin akan terganggu ketika sejumlah besar populasi kebal terhadap penyakit. Semakin besar proporsi individu yang kebal, semakin kecil kemungkinan bahwa individu rentan akan datang ke dalam kontak dengan individu menular.
Estimasi Herd Imunitas ambang untuk penyakit yang dapat dicegah vaksin. Transmisi Penyakit ambang kekebalan R0 Herd:
a. Difteri Air liur 6-7 85%
b. Campak Airborne 12-18 83-94%
c. Gondong Airborne droplet 4-7 75-86%
d. Pertusis Airborne droplet 12-17 92-94%
e. Polio tinja-oral route 5-7 80-86%
f. Rubella Airborne droplet 5-7 80 - 85%
g. Cacar Sosial menghubungi 6-7 83-85%
R0 adalah bilangan reproduksi dasar, atau rata-rata jumlah kasus infeksi sekunder yang dihasilkan oleh kasus indeks tunggal dalam populasi benar-benar rentan.
Vaksinasi bertindak sebagai semacam firebreak atau firewall dalam penyebaran penyakit ini, memperlambat atau mencegah penularan lebih lanjut dari penyakit ini kepada orang lain. individu tidak divaksinasi secara tidak langsung dilindungi oleh individu divaksinasi, karena yang terakhir tidak akan kontrak dan menularkan penyakit antara individu yang terinfeksi dan rentan. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan masyarakat imunitas kawanan dapat digunakan untuk mengurangi penyebaran penyakit dan menyediakan tingkat perlindungan ke subkelompok, rentan tidak divaksinasi. Karena hanya sebagian kecil dari populasi (atau kelompok) dapat dibiarkan tidak divaksinasi untuk metode ini menjadi efektif, dianggap terbaik tersisa untuk mereka yang tidak dapat dengan aman menerima vaksin karena kondisi medis seperti gangguan kekebalan atau untuk penerima transplantasi organ.
Kekebalan Herd hanya berlaku untuk penyakit yang menular. Ini tidak berlaku untuk penyakit seperti tetanus (yang menular, tetapi tidak menular), dimana vaksin hanya melindungi orang yang divaksinasi dari penyakit. Herd kekebalan seharusnya tidak dibingungkan dengan kekebalan kontak, sebuah konsep terkait dimana individu yang divaksinasi dapat 'menularkan' vaksin ke seseorang lainnya melalui kontak.

3. Pencegahan KLB atau wabah
Upaya penanggulangan KLB atau wabah meliputi pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah (Depkes, 2000).
Pencegahan sutau kLB atau wabah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah
• Pengumpulan data
• Analisa data
• Penarikan kesimpulan
b. Melakukan Penyelidikan Wabah
• Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan wabah
• Mengetahui Sumber Penularan
• Mengetahui Etiologi
• Mengetahui sifat penularan
c. Melaksanakan penanganan keadaan wabah
• Ditujukan kepada penderita
• Ditujukan kepada masyarakat
• Ditujukan kepada lingkungan
• Etiologi / Agent
d. Penanggulangan sumber pathogen
• Singkirkan sumber kontaminasi
• Hindarkan orang dari paparan
• Inactivasi / neutralisasi pathogen
• Isolasi dan/atau obati orang yang terinfeksi
e. Memutus rantai penularan
• Memutus sumber lingkungan
• Penanggulangan transmisi vector
• Tingkatkan sanitasi perorangan
f. Modifikasi respons penjamu (HOST)
• Immunisasi keluarga rentan
• Pemakaian chemotherapy
• Pencegahan.

SUSI EKO SULISTYORINI
E2A009096
REG. 1

Jumat, 12 November 2010

EPIDEMIOLOGY INVESTIGATION (PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI)

A. MALARIA

Setelah mendapat informasi adanya gejala-gejala kasus malaria. Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium, untuk memastikan bahwa kasus tersebut benar kasus malkaria. Kemudian dilakukan pengamatan di daerah sekitar penderita, apakah ada kasus malaria lainnya atau penderitanya hanya satu itu. Kemudian melakukan pemeriksaan jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air dan benda-benda yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk anopheles, sampai pemeriksaan pada nyamuknya apakah mengandung parasit plasmodium atau tidak. Kalau semisal, dengan pemeriksaan sumber penularan tersebut tidak menunjukan ada vektor penularan, maka bisa jadi malaria tersebut sebagai penyakit bawaan, seperti dari area kerja atau tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh penderita di luar lingkungan tempat tinggalnya. Jika penderitanya hanya satu dan pada daerah tersebut tidak ada vektor malaria, maka cukup melakukan pengobatan pada satu orang penderita tersebut serta melakukan penyuluhan pada masyarakat di daerah tersebut tentang penyakit malaria. Jika yang terkena malaria cuma satu orang, tapi di daerah tersebut ditemukan vektor malaria, maka selain dilakukan pengobatan pada satu orang yang terkena malaria tersebut juga dilakukan pemeriksaan pada kelompok yang berisiko terkena malaria dan dilakukan pemberantasan vektor. Serta dilakukan penyuluhan kepada masyarakat. Sedangkan, jika yang terkena malaria ada banyak dan di daerah tersebut ditemukan vektor, maka kasus ini dapat dikategorikan sebagai KLB (kejadian luar biasa). Kemudian dilakukan pengobatan pada semua penderita malaria, dilakukan pemeriksaan pada kelompok yang berisiko dan juga dilakukan pemberantasan terhadap vektor malaria, seperti dengan foging. Selain itu, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit malaria.


B. TUBERKULOSIS PARU

Misal di daerah X ada indikasi warganya terkena tuberkulosis. Tindakan epidemiologi yang dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa kasus tersebut merupakan kasus TB paru. Setelah dipastikan itu adalah penyakit TB paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, maka dilakukan pemeriksaan ke orang-orang yang pernah terlibat interaksi dengan penderita, seperti keluarga, teman sepermainan, orang yang pernah ngobrol dengan penderita dan lain sebagainya. Karena penularan TB paru melalui udara yang tercemar bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TB paru batuk. Pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TB paru dewasa. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TB paru. Setelah semua penderita TB paru diketahui, tahap selanjutnya adalah pengobatan terhadap para penderita. Program pengobatan yang efektif dan dalam waktu yang relatif singkat saat ini adalah DOTS (Direct Observed Treatment Shortcourse). Obat yang digunakan adalah kombinasi dari Rifampicin, Isoniacid, Pyrazinamid, Ethambutol dan Streptomycin. Sementara untuk pencegahan penyakit TB paru adalah dengan imunisasi BCG pada anak balita, bila ada yang terindikasi menderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih beratdan terjadi penularan, tidak meminum susu sapi mentah dan harus dimasak. Selain itu, pencegahan TB paru dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Serta tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk dan tidak meludah atau mengeluarkan dahak di sembarang tempat.

C. CAMPAK

Ketika ada informasi bahwa di suatu daerah X, ada indikasi warganya yang terkena penyakit campak. Kemudian dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk membenarkan bahwa kasus tersebut adalah kasus penyakit campak. Dilakukan pencarian atau pengecekan jumlah penderita penyakit campak dalam satu ruang lingkup yang berdekatan. Penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau cipratan ludah yang terisap lewat saluran napas dan mulut. Oleh karena itu jika telah ditemukan penderita campak, sebaiknya penderita tersebut diisolasi dari anggota keluarga yang lain dan menghindari penggunaan peralatan pribadi secara bersama-sama. Sedangkan, jika tidak terbukti campak yang bisa dilakukan adalah cukup melakukan sosialisasi dan melakukan vaksinasi campak. Sementara untuk pencegahan penyakit campak dapat dilakukan dengan imunisasi rutin pada anak-anak. Tidak membiasakan memakai peralatan pribadi secara bersama-sama dengan orang lain.

D. KEMATIAN IBU

Saat ada informasi tentang adanya kasus kematian ibu akibat melahirkan, dilakukan penyelidikan dengan mencatat jumlah kematian ibu yang terjadi di suatu wilayah tertentu. Menentukan faktor utama penyebab kematian Ibu di daerah tersebut dan faktor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi seperti bagaimana kualitas pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu mengandung dan melahirkan. Memprediksikan bagaimana tingkah laku sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi rata-rata penduduk di daerah tersebut. Melakukan pula pencarian jumlah korban kematian ibu dan seberapa seringnya korban meninggal untuk mengetahui seberapa besar masalah dan frekuensinya. Jika sudah diketahui faktor utama penyebab masalah kematian ibu, segera rujuk dan lakukan kontroling terhadap masalah tersebut. Berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi - organisasi kemasyarakatan yang berwenang di bagian pelayanan kesehatan di daerah tersebut, ikut melakukan sosialisasi pada warga untuk memancing peran serta masyarakat khususnya pasangan usia subur, seperti penggunaan alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penambahan bidan/ tenaga medis di daerah tersebut. Jika jumlah korban sudah melebihi batas normal ( banyak korban dalam jangka waktu singkat ) perlu dilakukan penanganan serius seperti perlu diberi rujukan kepada tenaga medis yang terlatih. Sementara untuk pencegahan, kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Sosialisasi program KB yang memungkinkan ibu yang mempunyai resiko kelahiran dengan resiko kematian ibunya tidak jadi melahirkan karena ikut KB.
2. Rujukan dan evaluasi pada pelayanan kesehatan daerah setempat karena pelayanan kesehatan ( klinik ) yang makin sempurna telah menyelamatkan banyak sekali ibu dari kematiannya.
3. Pendekatan dan prioritas terhadap sasaran dimana sasaran yang dipilih adalah Ibu dan pasangan usia subur dimana ibu menjadi titik sentralnya. Pendekatan sasaran itu harus menghasilkan suatu upaya dengan komitmen dan perhatian yang berkelanjutan.

E. LAHIR MATI / KEMATIAN BAYI

Saat terjadi kasus bayi lahir mati, harus dicari faktor utama penyebabnya. Karena untuk kasus kematian bayi memiliki 2 faktor penyebab yaitu faktor dari ibu dan dari bayi itu sendiri, maka perlu ditentukan faktor utama penyebab kematian bayi di daerah tersebut. Selain itu juga mendata ibu-ibu yang rawan resiko lahir mati, diantaranya ibu yang mengalami gangguan kesehatan seperti penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Jika sudah diketahui faktor utama penyebab masalah kematian bayi, segera rujuk dan melakukan kontroling terhadap masalah tersebut. Jika penyebab utamanya berasal dari sang Ibu maka perlu dilakukan beberapa penanganan lebih lanjut, seperti perbaikan gizi ibu, penjedaan masa kehamilan, pemeriksaan kandungan secara berkala, berikut juga dengan pengadaan tenaga medis yang terlatih. Berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang berwenang di bagian pelayanan kesehatan di daerah tersebut, ikut melakukan sosialisasi pada warga untuk memancing peran serta masyarakat khususnya para ibu di usia subur dan penambahan bidan/ tenaga medis di daerah tersebut. Jika jumlah korban sudah melebihi batas normal ( banyak korban dalam jangka waktu singkat ) perlu dilakukan penanganan serius seperti perlu diberi rujukan kepada tenaga medis yang terlatih. Angka kematian bayi baru lahir dapat dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Upaya penyehatan lingkungan seperti penyediaan air minum, fasilitas sanitasi dan higienitas yang memadai, serta pengendalian pencemaran udara mampu meredam jumlah bayi meninggal. Dari gambaran penyakit penyebab kematian neonatal di Indonesia, dan permasalahan kesehatan neonatal yang kompleks dimana dipengaruhi oleh faktor medis, sosial dan budaya (sama dengan permasalahan kesehatan maternal) maka:
1. Bidan di desa atau petugas kesehatan harus mampu melakukan:
• perawatan terhadap bayi neonatal,
• promosi perawatan bayi neonatal kepada ibunya, serta
• pertolongan pertama bayi neonatal yang mengalami gangguan atau sakit.
2. Kepala Puskesmas dan jajarannya mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan:
• Deteksi dan penanganan bayi neonatal sakit
• Persalinan yang ditolong/didampingi oleh tenaga kesehatan
• Pembinaan bidan di desa dan pondok bersalin di desa
• PONED dengan baik dan lengkap (obat, infus, alat-alat emergensi)
• Organisasi transportasi untuk kasus rujukan
3. Kepala Dinkes Dati II dan atau RS Dati II dan jajarannya mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan:
• Fungsi RS Dati II sebagai PONEK 24 jam
• Sistem yang tertata sehingga memberi kesempatan kepada keluarga bayi neonatal dari golongan tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan standar, termasuk pertolongan gawat darurat di RS Dati II dengan biaya terjangkau
• Pelayanan berkualitas yang berkesinambungan
• Pembinaan teknis profesi kebidanan untuk bidan yang bekerja Puskesmas/desa melalui pelatihan, penyegaran pengetahuan dan keterampilan, penanganan kasus rujukan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan neonatal emergency care di Puskesmas dan RS Dati II.

SUSI EKO SULISTYORINI
E2A009096
REG. 1