Pages

Minggu, 17 Oktober 2010

Epidemiologi & Perannya dalam Pemecahan Masalah Kesehatan Masyarakat

PENGERTIAN

Menurut Mac Mahon dan Pugh, 1970, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit dan determinannya pada manusia. Distribusi penyakit dapat dideskripsikan menurut orang, tempat dan waktu.
Jika ditinjau dari asal katanya, epidemiologi terdiri dari kata “epi” yang berarti pada atau tentang, kata “demos” yang berarti penduduk dan kata “logos” yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dari batasan tersebut, terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal pokok, yaitu:
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Penyebaran masalah kesehatan menunjuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu tersebut memiliki banyak macam, yang dalam epidemiologi dibedakan menjadi 3, yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place) dan menurut waktu (time).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi menunjuk pada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada 3 langkah pokok yang dilakukan, yakni merumuskan hipotesis tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan kemudian menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, antara lain:
• Webster’s New World Dictionary of the American Language, the World Publishing Company, New York, N. Y., USA, 1964
Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian wabah-wabah.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Dep Dik Bud, 1990
Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
• Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi pustaka, Jakarta, 1989
Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor-faktor yang menyebabkannya.
Beberapa batasan lain yang dikumpulkan oleh Peterson dan Thomas dalam bukunya “Fundamentals of Epidemiology” antara lain:
• The science of the mass phenomenon of disease (Ilmu tentang fenomena masal mengenai penyakit).
• The study of the laws and factors governing the occurence of disease or abnormality in a population group (Study tentang kaidah dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit dan abnormalitas dalam suatu kelompok penduduk).
• The study of the distribution and determinants of disease in man (Study tentang penyebaran dan faktor penentu penyakit pada manusia).
• The art and science of disease occurence (Ketrampilan dan ilmu tentang terjadinya penyakit).
• Epidemiology is medical ecology (Epidemiologi adalah ekologi kedokteran).
Dari batasan-batasan tersebut dapat diamati bahwa pada hakekatnya dalam epidemiologi kita mengamati hal-hal yang menyangkut “penyebaran” serta “penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi” terjadinya penyakit atau masalah kesehatan secara masal atau kelompok.
Epidemiologi dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Epidemiologi Diskriptif
Disebut epidemiologi diskriptif apabila hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi, penyebaran dan atau munculnya masalah kesehatan tersebut. Hasil dari pekerjaan epidemiologi diskriptif ini hanya menjawab pertanyaan siapa (who), dimana (where) dan apabila (when) dari timbulnya suatu masalah kesehatan. Tetapi tidak menjawab pertanyaan kenapa (why) timbulnya masalah kesehatan tersebut.
2. Epidemiologi Analitik
Disebut epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Disini diupayakan tersedianya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang dimaksud (why), untuk kemudian dianalisis hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Yang dimaksud sebagai penyebab disini menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan akibat menunjuk pada frekuensi, penyebaran serta adanya suatu masalah kesehatan.
Penelitian Epidemiologi Diskriptif Penelitian Epidemiologi Analitik
1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when)
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja
3. Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis
1. Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why)
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat
3. Bermaksud membuktikan suatu hipotesis


SEJARAH

1. Jaman Pra-Sejarah
Penyembuhan dengan menggunakan ramuan-ramuan sederhana yang bahan-bahannya tersedia di alam. Konsep pengertian penyakit masih didominasi oleh kepercayaan akan hal-hal yang ghaib, makhluk halus, roh jahat dan takhayul.
2. Peradaban Kuno
a. India (5000 SM)
b. Dataran Tiongkok (2700 SM)
c. Kuno (1500 SM)
d. Yunani Kuno
3. Hippocrates (460-337 Sm)
Kejadian penyakit karena kontak dengan jasad hidup, penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal dan internal.
4. Inggris (1775)
5. Hirsch (1883)
Gambaran kejadian, penyebaran jenis-jenis penyakit pada manusia saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengaitkan dengan kondisi eksternal.
6. Frost (1927)
Ilmu yang mempelajari fenomena masal dari penyakit infeksi.
7. Greenwood (1934)
Pengetahuan tentang distribusi penyakit atau kondisi dalam suatu populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
8. Moris (1967)
Pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
9. Taylor (1967)
Studi tentang sehat dan penyakit dari suatu populasi tertentu.
10. Macmahon, Pugh dan Ipsen (1970)
Studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi seperti itu.
11. Abdel R Omran (1974)
Studi dari berbagai peristiwa diantara kelompok masyarakat.


KEDUDUKAN DAN PERANAN

Dalam ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat, epidemiologi dapat dipelajari secara khusus sebagai cara atau metoda untuk memehami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit atau masalah kesehatan pada umumnya. Selain itu dalam membahas suatu penyakit atau masalah kesehatan tadi biasanya akan dibahas juga “aspek epidemiologis”nya, di samping aspek-aspek lainnya misalnya tentang tanda-tanda dan gejalanya, kriteria untuk identifikasinya, dan sebagainya.
Sebagai cara atau metode pengamatan maka temuan yang tarafnya masih deskriptif tersebut mungkin harus dilanjutkan ketaraf analitis untuk untuk bisa mendeteksi penyebab dan faktor-faktor pendukung dan terkait dalam proses terjadi dan tersebarnya penyakit atau masalah kesehatan tersebut.
Bila temuan dan konklusinya benar, dan memenuhi kriteria obyektifitas pengamatan, maka hasilnya dapat dipakai untuk melengkapi atau lebih menyempurnakan “body of knowledge” (apa yang telah diketahui sejauh ini) tentang masalah tersebut (tahap epidemiologi “konstruktif”). Selanjutnya materi pengetahuan tersebut harus dicarikan pemanfaatan atau aplikasinya untuk menanggulanginya atau mengatasi masalah itu sendiri.


RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kajian epidemiologi mencakup:
1. Penyakit menular wabah
2. Penyakit menular bukan wabah
3. Penyakit tidak menular
4. Masalah kesehatan lainnya yang ada di masyarakat.


PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI

Metoda epidemiologi labih banyak melakukan pengamatan di lapangan dan banyak menggunakan cara-cara kuantitatif (statistik).
Prinsip-prinsipnya antara lain:
1. Obyek pengamatan epidemiologis ditekankan pada kelompok atau agregat.
2. Metode epidemiologis lebih banyak menggunakan cara-cara kuantitatif (aritmatik, statistik dan matematik).
3. Pengamatan epidemiologis mengamati baik kelompok yang sakit atau terkena masalah maupun yang sehat atau tidak terkena masalah.
4. Dalam pengamatan epidemiologis umumnya dilakukan di lapangan atau masyarakat, sehingga faktor lingkungan merupakan faktor yang penting dan harus diperhitungkan.
5. Pengamatan epidemiologis mengarah pada pengamatan kesehatan masyarakat.
6. Selain untuk dapat menjabarkan dan menguraikan penyakit atau masalah kesehatan, pengamatan epidemiologis juga melengkapi apa yang sudah diketahui tentang masalah tersebut, cara mengatasi atau menanggulangi masalah tersebut.
7. Pengamatan epidemiologis lebih menekankan pada upaya yang dapat diterapkan pada program-program yang bersifat promotif, preventif dan pengendalian.


MANFAAT

Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaaat yang jika disederhanakan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Manfaat epidemiologi dalam administrasi kesehatan, yakni membantu pekerjaan perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan. Selain itu, epidemiologi juga bermanfaat dalam pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang diterapkan telah tercapai atau tidak (penilaian).
2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan dan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Dengan menggunakan metoda epidemiologi dapatlah diterangkan riwayat alamiah perkembangan suatu penyakit (natural history of disease). Bantuan epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
Karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan 4 keadaan masalah kesehatan, yakni:
• Epidemi
Epidemi adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
• Pandemi
Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang sangat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang sangat luas.
• Endemi
Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
• Sporadik
Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.


PENGAPLIKASIAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi dapat diaplikasikan dalam kegiatan penelitian epidemiologi misalnya tentang kasus KLB / wabah demam berdarah di suatu wilayah. Langkah-langkah yang harus dilewati, meliputi:
1. Garis besar pelacakan wabah
Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan atau tempat kejadian wabah demam berdarah. Kemudian data tersebut di analisis secara teliti dan dengan pemikiran yang kritis.
2. Analisis situasi awal
a. Penentuan atau penegakan diagnosis
Untuk dapat mendiagnosis seseorang terkena demam berdarah diperlukan penelitian atau pengamatan klinis dan pemeriksaan laboratorium yang jelas. Hal ini karena gejala demam berdarah dapat salah diagnosa, bahkan pemeriksaan laboratorium terkadang harus dilakukan lebih dari 1 kali.
b. Penentuan adanya wabah
Untuk menetukan apakah kasus yang sedang diteliti masuk dalam KLB atau tidak, maka perlu diusahakan melakukan perbandingan keadaan jumlah kasus demam berdarah sebelumnya dengan yang sedang diteliti di wilayah yang sama. Untuk melihat apakah terjadi kenaikan jumlah kasus demam berdarah yang signifikan atau tidak.
c. Uraian keadaan wabah
Jika kasus demam berdarah tersebut dinyatakan KLB / wabah, maka dilakukan uraian keadaan wabah berdasarkan 3 unsur utama, yaitu waktu, tempat dan orang. Kemudian dibuat kurva epidemi yang menggambarkan penyebaran kasus demam berdarah menurut waktu mulai timbulnya gejala demam berdarah di wilayah yang bersangkutan.selain itu, juga menggambarkan penyebaran sifat epidemi berdasarkan penyebaran kasus menurut tempat (spot map epidemi). Dilakukan berbagai perhitungan epidemiologi seperti perhitungan angka kejadian penyakit pada populasi dengan risiko menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, keterpaparan terhadap faktor tertentu serta berbagai sifat orang lainnya yang mungkin berguna dalam analisis.
3. Analisis lanjutan
Setelah kasus demam berdarah di wilayah yang sedang diteliti dikategorikan sebagai KLB / wabah, maka perlu dilakukan penelitian lanjut dan analisis yang berkesinambungan selain dilakukan tindak penanggulangan.
a. Usaha penemuan kasus tambahan
Perlunya penelusuran terhadap kemungkinan adanya kasus yang tidak dikenal dan kasus yang tidak dilaporkan melalui berbagai cara.
1) Melakukan pengamatan di rumah sakit dan dokter praktek umumsetempat untuk mencari kemungkinan mereka menemukan kasus penderita demam berdarah dan belum termasuk dalam laporan yang ada.
2) Melakukan pengamatan yang intensif terhadap mereka yang tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan / tidak spesifik tetapi berpotensi menderita demam berdarah.
b. Analisis data
Melakukan analisis data secara berkesinambungan sesuai dengan tambahan informasi yang didapatkan dan melaporkan hasil interpretasi data tersebut.
c. Melakukan hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan,
kemudian dilakukan penarikan hipotesis tentang keadaan yang diperkirakan. Kesimpulan dari semua fakta yang ditemukan dan diketahui harus sesuai dengan apa yang ada pada hipotesis tersebut.
d. Tindakan penanggulangan
Diambil tindakan-tindakan untuk menanggulangi kasus KLB demam berdarah tersebut. Tindakan diambil berdasarkan hasil analisa dan sesuai dengan keadaan KLB yang terjadi. Setiap tindakan penanggulangan KLB harus disertai dengan berbagai kegiatan tindak lanjut sampai keadaan kembali normal.  


DAFTAR PUSTAKA

Budioro, B. 2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Nasry, Nur. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta
Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Binarupa Aksara
http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdf
Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas Oleh Dr. Budiman Chandra
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab3-epidemiologi_deskriptif.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3739/1/fkm-lina%20tarigan.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19934/5/Chapter%20I.pdf
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1088-penyakit-yang-baru-muncul-ancaman-masa-mendatang.html

SUSI EKO SULISTYORINI
E2A009096
www.fkm.undip.ac.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar